Thursday, May 19, 2016

Ketika Kamera Meninggalkan Cerita

 Ketika Kamera Meninggalkan Cerita


Orang-orang dirampas haknya.
Aku bernyanyi menjadi saksi.
Orang-orang hilang nafkahnya.
Aku bernyanyi menjadi saksi.
Kenyataan harus dikabarkan.
Aku bernyanyi menjadi saksi.


Bait puisi “Kesaksian” racikan WS Rendra menggema di antara remang-remang malam Di bawah . Pohon Rindang (DPR) UIN SGD Bandung. 

Diterangi lampu sorot berwarna kuning, seratus foto jurnalistik nampak elegn dibalut suasana malam. Orang-orang berkerumun untuk menghadiri diskusi, serta menikmati pertunjukan musik dan seni yang dihiasi bingkai-bingkai foto.

Pertunjukan itu berlangsung sat penutupan pameran foto jurnalistik dengan tema “Eye Story” yang diselenggaran oleh komunitas Photo’s Speak yang berada dibawah naungan BEM-J Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Terhitung dari tanggal sembilan hingga dua belas september lalu, Photo’s Speak berhasil menarik perhatian masyarakat UIN SGD Bandung dengan seratus buah karyanya. Pada tiga hari pertama, pameran berlangsung di Auditorium UIN SGD Bandung dan sisanya digelar di DPR.

Photo's Speak Gelar Tiga Kali Pameran 

Sejak berdiri empat tahun lalu, komunitas Photo’s Speak telah menggelar pameran foto sebanyak tiga kali. Setelah sukses dengan pameran foto bertema “Foto sebagai Media Perubahan” pada tahun 2012, dan “Kaleidoskop Photo’s Speak” pada tahun 2014, tahun ini Photo’s Speak mengambil tema “Eye Story”.

“Pameran foto ini artinya cerita dibalik mata. Maksudnya, kita menginginkan bahwa seorang fotografer bisa menceritakan dan memberikan cerita dibalik mata mereka kepada khalayak umum melalui media foto,” ungkap ketua Pelaksana Achmad Nugraha, Senin (7/9).

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik yang akrab disapa Nunu tersebut memaparan pameran “Eye Story” dibagi ke dalam sembilan kategori, antara lain: spot news, general news, people in the news, scence and technology, potrait, sport, art and culture, social and environment, dan daily life.

0 komentar:

Post a Comment